Wednesday, July 1, 2015

Kisah Nyata : Dilempar jambu sama mbak kunti




kisah Nyata - Ini cerita yang aku dengar dari tanteku (50 tahun). Tanteku seorang janda tanpa anak, dan sekarang tinggal bersama ibu di Yogyakarta. Sebelum akhirnya menetap, dia hidupnya berpindah-pindah daerah. Jadi terkadang kita juga sering kehilangan lacak, karena alamat dan no hp nya sering ganti-ganti. Tapi syukurlah sekarang dia kelihatannya betah ikut ibu, semoga. Lumayanlah kalau potong bisa gratis, dan juga enak juga mijetnya… ha..ha..ha…

Beliau ini juga yang momong aku waktu masih kecil, jadi hubungan kami sangat erat, dan juga sekarang juga bantu momong anak-anakku kadang-kadang. Dan waktu mudanya dan senang melakukan tirakat dan mengunjungi tempat-tempat yang dianggap memiliki tuah. Tapi sekarang sudah jarang dilakukannya, mungkin faktor umur jugalah yang akhirnya berlaku.

Maaf sekali bukan mau menyombongkan diri ( hutang kok disombongin..ha..ha..ha.) kebetulan dari tempat istriku bekerja, diberi kesempatan dan kemudahan untuk meminjam uang untuk membangun rumah. Kebetulan ada tanah kosong yang dulu sudah lama dibeli oleh Almarhum Bapak, yang lokasinya persis di sebelah barat rumah, dan dengan seijin ibu, juga adik-adik , aku pun membangun rumah di sana.
Aku ingat Februari 2010, calon rumahku mulai dibangun. Dan sekarang di tahun 2013, sudah 60 % jadi. Maklumlah walaupun sudah pinjam sana pinjam sini, tapi ternyata membutuhkan biaya yang besar, jadi kami membangunnya pelan-pelan tapi pasti. Semoga


Sebelum aku lupa, sejak 2009 aku tidak di sana lagi, sekarang masih ikut istri sekarang ini (kampung penulis maksudnya), tapi masih di Yogya. Jadi rumah itu walaupun sudah bisa ditinggali (dalam sudah ditembok, dicat, dan dikeramik lantainya), belum kami tempati sampai sekarang.
Jadi Tanteku yang membantu bersih-bersih rumah, menyalakan dan mematiin lampu, dan setiap pagi membuka jendela-jendela rumah sampai sore harinya ditutup kembali. Jadi rumah itu kosong, tapi dengan penerangan yang cukup malam harinya. Aku ke sana pun dalam 1 minggunya hanya hari sabtu dan minggu, kalaupun menginap dengan keluarga kecilku tetap di bekas kamarku yang dulu.

Oke kembali ke cerita, jadi pada suatu malam tanteku ingin tidur di rumah itu, dengan membawa tikar, bantal, kasur tipis, dan selimut untuk persiapan tidur sebelumnya. Lalu sekitar jam 11 malam, tanteku pun memasuki rumah itu dengan membawa bekal makanan ringan dan minuman dari rumah ibu, karena beliau juga senang melek juga. Jadi dari pada bolak-balik dari rumah ibu, sekalian membawa bekal.

Oh ya, karena tanah yang untuk membangun rumah adalah dulunya kebun kosong, jadi masih banyak pohon buah-buahan, seperti mangga harum manis, rambutan ace, dan jambu air. Posisi pohon jambu air ini ada di halaman depan rumahku.

Malam itu kira-kira pukul 23.59 WIB (semoga tidak salah lagi) malam, hujan lumayan deras turun disertai angin. Waktu itu memang jambu air sudah berbuah dan karena sudah banyak yang matang jadi gampang jatuh kena air hujan dan angin.
Tapi tanteku waktu itu nggak begitu memperdulikan suasana saat itu, karena sedang asyik bertelepon ria dengan sahabatnya. Para peronda pun yang biasanya berkeliling pun, lebih memilih ngepos saja di Gardu Ronda, wajar saja hujan dan angin cukup lama sekitar 2 jam berlangsung.

Sedang asyik-asyiknya bertelepon, tiba-tiba ada jambu air yang masuk ke rumah di ruang tamu dari ventilasi udara yang memang belum diberi penutup kawat kasa nyamuk, seperti di lempar dari luar rumah. Awalnya tanteku berpikir paling-paling itu ulah peronda yang lewat yang sedang kumat isengnya, dan waktu itu masih hujan, jadi tanteku pun malas memerika keluar.

Beberapa menit berlalu, sekali lagi ada jambu air yang dilemparkan ke dalam rumah, nah tanteku agak curiga dan jengkel, juga terganggu dari keasyikan bertelepon ria, lalu beliau keluar dan melihat dari teras rumah, tetapi tidak ada seorang pun yang ada di luar, saat akan masuk kembali sempat tercium bau melati ( nggak jelas, tapi katanya harum), tapi dia berpikir mungkin ada tanaman melati dari tetangga yang aromanya terbawa angin. Ya sudah dia pun masuk kembali dan menutup pintu, dan meneruskan percakapan di HP dengan sahabatnya.

Nah saat selesai bercakap ria di HP dan akan merebahkan badannya, tiba-tiba ada lemparan jambu air yang masuk ke rumah juga disertai aroma harum bercampur aroma yang tidak sedap, lalu beliau seperti melihat ada sesuatu wujud wanita bergaun putih sedang berdiri di samping pohon jambu air itu dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya, memang nggak melihat dengan jelas karena tanteku melihatnya dari kaca jendela, lalu tiba-tiba ada suara seperti… hiiii…hiiii…hiiii….
Lalu wujud itu naik melayang ke atas pohon jambu. Tanteku sempat terkejut dan agak merinding melihat penampakan dan mendengar suara itu, tapi tidak membuatnya sampai ketakutan dan panik, mungkin sudah sering mengalami hal-hal aneh berkaitan dengan bangsa Makhluk Gaib.
Lalu dengan beraninya, dia ambil jambu air itu dan keluarlah dia dari rumah, lalu katanya “Nih Jambunya kukembalikan, kalau mau kenalan silahkan, tapi nggak usah pakai lempar-lempar jambu segala, bikin kotor dalam rumah, aku nggak butuh jambu, tapi kalau dilempari uang aku mau !!!”, sambil menatap dengan jengkel sama mbak kunti yang berada di pucuk pohon jambu air itu. Kata tanteku, mbak kunti hanya tersenyum menyeringai saja (walaupun senyum ya tetap serem..he..he..he), kemudian mengangguk kepalanya, setelah itu terbang menghilang disertai tertawa ciri khasnya.

Setelah mbak kunti itu pergi, tanteku langsung duduk lemas di teras. Yah biar bagaimanapun beraninya dia, tetapi saat itu merupakan pengalaman yang menegangkan baginya apa lagi pakai acara siaran secara live…piuuuhhhhh… katanya dalam hati, untung selamat nggak diapa-apain sama mbak kunti ..he..he..he.. Setelah agak tenang tanteku masuk ke rumah lagi, sebelum tidur dia berdoa memohon keselamatan agar dijauhi dari segala gangguan. Dan akhirnya beliau pun tertidur dengan pulas.

Aku yang mendengar cerita itu, juga merinding disko, wah semoga kelak, kalau sudah waktunya aku menempati rumah itu, aku dan keluarga tidak mendapat gangguan. Tetapi aku juga berprinsip, kalau dia memang penghuni di sana, aku juga tidak akan mengusiknya selama tidak mengganggu keluargaku. Tapi kalau tidak bisa diajak bekerja sama, yah kita lihat saja besok, toh aku juga belum tinggal di sana

Aku percaya selama kita menghormati ciptaan Tuhan yang lain, mereka juga akan menghormati kita, semoga demikian.

Juga ada cerita dari seorang penjaga kebun kosong di depan rumah di atas jam 12 malam, bahwa dia pernah melihat sosok wanita berambut panjang, bergaun putih panjang di depan calon rumahku, tapi cuma diam saja, setelah dia baca-baca doa, sosok itu pun menghilang. Yah semoga itu Cuma MG lewat


Terima kasih, semoga terhibur, dan maaf kalau nggak serem


No comments:

Post a Comment